Trip kali ini long weekendan. Ada tanggal merah banyak diawal bulan mei itu, buat gw yang pengangguran sih kapan aja bisa, tapi kan ini barengan ama temen temen lain yang kerja, jadi long weekendan ini pas banget. Konsekuensi long weekend ini ya rame, jadi dulu duluan booking. Karena perginya juga dadakan jadi harga juga udah naik dikit, tapi kapan lagi kalo ga dinekatin ga bisa berangkat, cuma ini yang cutinya sedikit(suami). Demi mensiasati tiket murah, gw terbang dr Bali-Ende naik kalstar 600 ribuan. JKT-Balinya 400 ribuan. Kalau beli dari JKT-Ende saat itu 1,7 jtan, lumayan kan selisihnya mendingan buat jajan di Bali. Gw sampe Ende tgl 29 April, ketemu sama temen2 tanggal 30 April, jd gw nginep sehari di Ende karena penerbangan Kalstar terbatas.
Sampe Ende itu sekitar jam 3 sorean, gw dijemput tukang ojek langganan dokter2 koas disana, dikasih kontaknya ama Kak Rei, namanya pak Lukman. Baik bgt doi. Sampe bandara langsung dianter ke Hotel Ikhlas (review hotel ikhlas sendiri), Deket bingit sekepretan kolor, tapi kalo jalan kaki males juga, naek ojek juga murah aja sebenernya. Setelah nyampe gw minta pak lukman jemput gw agak sorean lagi buat liat sunset ke Pantai Ria ama cari makanan. Bayarnya berapa ini? Pak lukman ga nentuin tarif, jadi kasih seikhlasnya tapi yang wajar, jgn pelit soalnya dia baik nganterin sampe nungguin. Malemnya ketemuan ama Om Raka dan Papy Julio. Papy Julio ini penggantinya om Raka soalnya om Raka ga bisa anter kita karena ada tamu laen dan dia ngenalin si Papy Julio. Sempet khawatir takut papy Julio ini orangnya ga asik, ternyata dugaan gw SALAH BESAR. Muke galak hati dangdut abiiis, Muka rambo hati hello kitty (pas banget di mobilnya ada pajangan hello kitty). Nanti kisahnya gw ceritain deh. Sambil ngobrol-ngobrol bahas tentang itinerary, besoknya mereka jemput lagi buat ajak jalan2 sekitaran Ende sambil nunggu kedatangan teman teman yang lain.
Tanggal 30 April 2016
Bangun pagi jam 9an tapi males, papy Julio katanya sih mau jemput jam 10an, tapi kok berat ya mata, minta undur jam 11an aja, lagian nunggu kampret dan Eja (adek ipar) juga masih jam 14 datengnya. Akhirnya jam 11 Papy Julio datang, eh ternyata ama om Raka juga, gw kira sendokiran haha. Kita maen ke rumah Pengasingan Bung Karno. Di Kota ende inilah Beliau pernah diasingkan oleh pemerintah Hindia Belanda sebelum Indonesia Merdeka.
. “Di kota ini kutemukan lima butir mutiara, di bawah pohon sukun ini pula kurenungkan nilai-nilai luhur Pancasila.” menjadi pengukuhan mengenai peran penting Ende dalam terciptanya dasar negara Republik Indonesia, Pancasila. Ende seringkali disebut sebagai Rahim Pancasila.
Tidak berlama lama disini karena cuaca sangat panas, gw segera berlari kedalam mobil dan menyalakan ac mobil. Karena sudah jam makan siang juga dan kami lapar, Om Raka membawa kami ke restoran depan pantai ria. Harga ga terlalu mahal dan free wifi *tapi jaringannya ga bisa . Setelah selesai makan tiba-tiba Prita sms sudah sampe bandara katanya. Gw , Om raka dan Papy Julio segera menuju bandara Ende menjemput princess Kampret dan Eja Yayang (eja panggilan orang ende buat adek ipar)
Sambil nunggu rombongan berikutnya yaitu Papap, Mba Asti dan Bu Ida yang katanya akan landing jam 15:00an kita jalan2 lagi deh, kepasar kali ini buat nyirih (minang) :P. Bermula cerita kak Rei tentang pengalamannya nyirih, kita diwajibkan nyoba, katanya enaaaak bgt bikin nagih. Penasaran dong gw ama kampret (prita), kita diajak Om Raka ke pasar deh. Mamah mamah dipasar nyuruh kita nyoba, pertama suruh kunyah-kunyah pinangnya. Huuueeek pahit! Katanya kunyah terus nanti enak rasanya dan sedikit dicocol kapur pake buah sirih, katanya nanti manis rasanya dan jadi merah cantik warnanya. Huuueek berkali kali kami pengen muntah, tapi kami kunyah terus dan terus sambil ngeludah buang airnya, lama lama warnanya merah kaya lipen gw! Lama lama biasa sih, enak juga kalo udah jadi mah, klo pertama eneq bgt. Katanya bisa mabuk juga kalo ga bener ngunyahnya kaya kak Rei yang punya pengalaman mabuk pinang, mendadak jadi ga jelas tingkah lakunya katanya hahaa. Punya prita lebih bagus warnanya dibanding gw, tapi udah lumayan lah, udah berhasil nyoba juga gw.
Moni-Kelimutu-Ruteng
Setelah rombongan kedua sampai, kami meneruskan perjalanan kami ke Desa Moni, Kami menginap disana. Selama perjalanan kalian akan disuguhkan pemandangan yang indah. Kece deh kalo buat poto.
Pukul 04:00 AM kami harus siap siap berangkat mengejar sunrise di kalimutu. Tanpa Mandi kami langsung berangkat, toh pulangnya kembali ke hotel lagi untuk sarapan dan mandi. Pemanasan hari pertama trekking ke Kalimutu, Jalurnya sudah rapih dengan anak tangga, lumayan buat orang yang jarang olahraga seperti gw. Matahari sudah hampir muncul, sambil setting kamera dan posisi duduk agar tidak mengganggu dan menghalangi orang lain yang akan ambil photo sunrise juga.
Pukul 8:00 Kami turun dan kembali kepenginapan untuk sarapan pagi dan bersih-bersih. Sekitar pukul 10:00 kami melanjutkan perjalanan ke Ruteng. Persinggahan sebelum sampai desa Waerebo. Kami membeli makan diperjalanan & makan siang di depan pantai blue stone, sambil menikmati pantai dengan batuan koral berwarna biru.
Perjalanan itu sangatlah jauh, tapi Papy Julio selalu membuat kami tertawa dengan banyolan dan suara ombeng khasnya, apalagi kalau sudah bernyanyi beeeh bikin kita semangat juga. lagu kesukaannya “I LOVE YOU DADDY” itu berhasil bikin kami terkontaminasi. Sepanjang perjalanan lagu itu diputar berulang ulang. Ketika sailing pun kami jadi nyanyi lagu itu terus2an dan jadi kangen papyyyy :(. Tengah malam kami sampai di Ruteng, setelah itu langsung mencari tempat makan karena banyak yang tutup dan kami kelaperan banget. Ada tempat makan kaya fried chiken gitu, harganya kaya di restoran tapi rasa sumpah biasa aja haha yaudahlah namanya juga kepepet ya kita makan deh. Kita menginap di Rima Hotel.
Ruteng-Waerebo-Labuan Bajo
Pagi setelah sarapan kita langsung jalan ke waerebo tapi mampir dulu ke desa Cancar untuk melihat Spiderrice dari atas, kami bermain bersama anak anak disana, perorang dikenakan biaya 10.000 untuk melihat sawah dari atas.
Lalu kami melanjutkan perjalanan ke Desa Waerebo. Kami sampai sekitar pukul 1.00 siang. Makan siang disana perorang 35.000, dan diharuskan memakai porter/guide 200.000 pp. pukul 2:00 kami trekking keatas dengan membawa baju ganti saja, dan air minum sebotol. Trekking sekitar 4 kilo dengan waktu normal 2-3 jam. Buat kami yang abnormal bisa sampai 5 jam haha. Pelan tapi pasti. Sebelum masuk desa, Om Agus guide kami harus membunyikan bambu untuk menandakan akan datangnya tamu, jadi warga desa bisa bersiap untuk menyambut kami (misal masak makan malam). Setelah itu kami dilarang foto-foto sampai upacara selesai. Kami masuk ke rumah gendang, lepas sepatu dan duduk ditempat yang disediakan. Tetua adat kemudian menyambut kami dan membacakan semacam doa/mantra dan setelah itu kami bebas bertanya dan boleh foto-foto. Kemudian kami diantar kerumah lima, diantar “kae” (kakak) dan nanti kami tidur bersama sama dengan rombongan lainnya ditempat yang telah disediakan. Di rumah Lima inilah kami mendapatkan teman baru, kami boleh masuk ke semua rumah disana, karena setelah mengikuti upacara kami dianggap sebagai warga waerebo. Sorehari duduk diluar menikmati pemandangan dan udara segar, nikmat sekali. Sesekali bermain dengan anak-anak disana. Malam hari melihat jutaan bintang bertaburan. Sumpah, ini pertama kali melihat bintang sebanyak ini. Seperti planetarium. Enaknya disana tidak ada sinyal jadi ga ada orang yang asik sendiri, semua ngumpul dan ngobrol ngobrol.
![DSC09781](https://niikakichi.wordpress.com/wp-content/uploads/2016/05/dsc09781.jpg?w=748)
Pagi hari kami bercengkrama dengan warga desa. Om agus memakaikan gw sarung, biar kaya wanita di waerebo katanya haha. Kae’ Isno selalu menemani kami, membantu kami kalau sedang bingung, baiiiik baiiik semuaaa orang orang disana. Ini paling berkesan bangeeet. Pengen kesini lagi! Walaupun perjalanannya juga ga mudah buat orang yang ga biasa naek gunung kaya gw. Tapi insya Allah kesini lagi, bawa buku bacaan. Karena mereka punya cita cita membangun sekolah. Setelah sarapan pagi kami turun gunung. Kembali ke base camp pak Blasius. Ada kejadian yang menegangkan di camp pak blasius, Jadi ada Bule songong banget dari awal. Dia ga mau pake guide, trus pas dirumah adat dia masuk pakai alas kaki, dan mereka ga mau berbaur dengan yang lainnya, dan sampai camp mereka minta surat resmi dari pemerintah bahwa mereka suruh bayar. Bermula dari situ lama lama nyerempet mereka komplen sama supir mereka yang ga mau antar sampai pos 1. Mereka cape dan panas jadinya. Pak Blasius maraah sekali, karena tidak ada hubungannya dengan supir. Menurut beliau, harga sudah di info pertama, kalau setuju silahkan datang kalau tidak setuju jangan datang. Karena ini desanya, dia ingin membangun desanya, mendirikan sekolah dll. Setelah itu pak Blasius meminta maaf kepada kami semua karena kejadian yang tidak mengenakan itu sehingga dia marah. Dia tidak marah kepada kita yang ada disitu, tapi beliau marah kepada warga asing yang tidak mau mengikuti aturan adatnya. Ini adalah kejadian yang pertama kali dialami, semua orang orang disitu tidak nyaman dengan bule itu karena sifatnya yang arogan. Setelah selesai Pak Blasius menghmpiri kami dan kami ngobrol ngobrol.
![DSC00011](https://niikakichi.wordpress.com/wp-content/uploads/2016/05/dsc00011.jpg?w=748)
Ketika mau pulang semua Guide keluar dan mereka dadah dadah mengantarkan kami pulang, aaah terharu, merekaaa baik bangeeet. Sampai labuan Bajo hari sudah malam, kami menginap di Komodo boutiqe hotel, dan paginya bersiap Sailiiiing dianterin papy Juio ke Dermaga.
![DSC09624](https://niikakichi.wordpress.com/wp-content/uploads/2016/05/dsc09624.jpg?w=748)
![](https://niikakichi.wordpress.com/wp-content/uploads/2016/05/img_3712.jpg?w=748)
![](https://niikakichi.wordpress.com/wp-content/uploads/2016/05/img_3713.jpg?w=748)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar